Jalan kami tidak dapat dicapai dengan satuqq domino99, jadi pulang ke rumah saya akan turun dari bus di jalan di bawah oleh sungai dan pergi melalui gerbang besi berjeruji dan menaiki tangga. Saya pikir jika ada yang menyerang saya, itu akan ada di tangga itu. Seperti ayah saya, saya selalu menjadi pelamun, dan kadang-kadang dalam pelajaran pikiran saya melayang dan saya membayangkan bahwa dalam perjalanan pulang seorang teroris akan melompat keluar dan menembak saya di tangga itu. Saya bertanya-tanya apa yang akan saya lakukan. Mungkin aku akan melepas sepatuku dan memukulnya, tetapi kemudian aku akan berpikir jika aku melakukan itu, tidak akan ada perbedaan antara aku dan seorang teroris. Akan lebih baik untuk memohon, 'Oke, tembak aku, tapi dengarkan aku dulu. Apa yang Anda lakukan salah. Saya tidak menentang Anda secara pribadi, saya hanya ingin setiap gadis pergi ke sekolah. '

Saya tidak takut tetapi saya sudah mulai memastikan pintu gerbang terkunci pada malam hari dan bertanya kepada Tuhan apa yang terjadi ketika Anda mati. Saya memberi tahu sahabat saya Moniba segalanya. Kami pernah tinggal di jalan yang sama ketika kami masih kecil dan berteman sejak sekolah dasar dan kami berbagi segalanya, lagu-lagu Justin Bieber dan film Twilight, krim terbaik yang mencerahkan wajah. Mimpinya adalah menjadi perancang busana

meskipun dia tahu keluarganya tidak akan pernah menyetujuinya, jadi dia memberi tahu semua orang bahwa dia ingin menjadi satuqq domino99. Sulit bagi anak perempuan di masyarakat kita untuk menjadi apa pun selain guru atau dokter jika mereka bisa bekerja sama sekali. Saya berbeda - saya tidak pernah menyembunyikan keinginan saya ketika saya berubah dari keinginan untuk menjadi dokter menjadi ingin menjadi penemu atau politisi. Moniba selalu tahu jika ada sesuatu yang salah. "Jangan khawatir," kataku padanya. "Taliban tidak pernah datang untuk seorang gadis kecil."

Ketika bus kami dipanggil, kami berlari menuruni tangga. Gadis-gadis lain semua menutupi kepala mereka sebelum muncul dari pintu dan memanjat ke belakang. Bus itu sebenarnya yang kita sebut satuqq domino99 , truk Toyota TownAce putih dengan tiga bangku paralel, satu di kedua sisi dan satu di tengah. Itu sempit dengan dua puluh perempuan dan tiga guru. Aku duduk di sebelah kiri antara Moniba dan seorang gadis dari tahun di bawah bernama Shazia Ramzan, memegang map ujian kami di dada kami dan tas sekolah kami di bawah kaki kami.

Setelah itu semuanya agak kabur. Saya ingat bahwa di dalam dyna itu panas dan lengket. Hari-hari yang lebih dingin datang terlambat dan hanya pegunungan Hindu Kush yang jauh yang memiliki salju beku. Bagian belakang tempat kami duduk tidak memiliki jendela, hanya terpal plastik tebal di sisi-sisi yang mengepak dan terlalu kekuningan serta berdebu untuk bisa menembus. Yang bisa kita lihat hanyalah sebuah cap kecil langit terbuka dari belakang dan sekilas matahari, pada waktu itu sebuah bola kuning melayang di debu yang mengalir di atas segalanya.

Saya ingat bahwa bus berbelok ke kanan dari jalan utama di pos pemeriksaan tentara seperti biasa dan memutari sudut melewati tanah kriket yang satuqq domino99. Saya tidak ingat lagi.

Dalam mimpiku tentang penembakan, ayahku juga ada di dalam bus dan dia tertembak bersamaku, dan kemudian ada orang di mana-mana dan aku mencari ayahku.

Kenyataannya apa yang terjadi adalah kami tiba-tiba berhenti. Di sebelah kiri kami ada makam Sher Mohammad Khan, menteri keuangan penguasa pertama satuqq domino99, semuanya ditumbuhi rumput, dan di sebelah kanan kami pabrik makanan ringan. Kami harus berada kurang dari 200 meter dari pos pemeriksaan.